APA BEDA RAPID-TEST DAN RT-PCR
UNTUK PEMERIKSAAN COVID-19
Oleh:
dr. H. Harun Hudari, Sp.PD-KPTI (RSMH Palembang)
Cara
untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi virus corona atau tidak, terdapat beberapa jenis tes yang bisa
dilakukan. Hampir semua negara kini memiliki caranya masing-masing untuk
melakukan tes ini
Sebelum
melakukan tes, penting untuk mengetahui bahwa tiap negara juga memiliki
prioritas sendiri untuk orang-orang yang bisa melakukan tes. Sebab menurut
banyak pihak, tidak semua orang perlu diuji untuk COVID-19. Seperti pada
kebijakan beberapa negara, mereka yang tidak perlu melakukannya misalnya
orang-orang yang tidak memiliki gejala sama sekali atau hanya menunjukkan gejala
yang ringan dan bisa pulih di rumah.
1)
Rapid-test bukan diagnostik, tetapi sebagai screening/seleksi/pilah antara yang
berpotensi atau yang tidak berpotensi terinfeksi karena ada keluhan klinis,
resiko terpapar, dst sehingga tidak semua orang perlu diperiksa Rapid-test.
Walau
bukan diagnostik, pemeriksaan ini membantu dalam memutus mata rantai penularan
2)
Pemeriksaan diagnostik untuk Covid19 adalah real time-PCR (RT-PCR) melalui
swab/usapan tenggorok/Nasofaring
3)
Hasil positif (+) pada rapid-test tidak serta-merta memastikan bahwa seseorang
sebagai penderita Covid19, karena mesti dilanjutkan dengan pemeriksan RT-PCR.
Ini penting untuk menghindari stigmatisasi ditengah masyarakat kepada yang
RAPID-TEST (+)
4)
Hasil negatif pada rapid test bukan berarti bebas Covid19. Harus diulang
kembali setelah 10 hari. Bila (-), bebas Covid19. Bila (+) maka harus diikuti
pemeriksaan RT-PCR.
5)
Baik yang positif maupun yang negatif tetap harus mengikuti prosedur
isolasi/karantina diri, karena yang diperiksa adalah hanya mereka yang secara
surveilans dianggap ada keterkaitan dengan Covid-19.
Jika
PCR (+)
Ig M (-)
Ig G (-)
Infeksi Baru mulai.
Infeksi biasanya hari ke 1-7.
Jika
PCR (+)
Ig M (+)
Ig G (-)
Berarti infeksi akut
Lagi menuju puncak infeksi .
Biasa nya hari ke 7-14.
Jika
PCR (+)
Ig M (+)
Ig G (+)
Infeksi di puncak mulai menurun menuju sembuh
Biasanya hari ke
14-21.
Makanya isolasi 2 minggu.
Jika
Pcr (+)
Ig M (-)
Ig G (+)
Infeksi menuju sembuh
Biasanya hari ke 21-28.
Jika
pcr (-)
Ig M (-)
Ig G (+)
Berarti infeksi lebih dari 1 bulan dan menjadi sembuh
Tidak menular.
Biasanya setelah 1 bulan terinfeksi
Perlu
diketahui, Rapid Test hanya dilakukan kepada orang yang beresiko tertular
covid-19. Seperti pernah berkontak langsung dengan orang sakit Covid-19, pernah
berada di negara/daerah transmisi/penularan lokal, dan memiliki gejala demam
atau gangguan sistem pernapasan.
Oleh
karena itu, masyarakat tidak perlu melakukan tes cepat jika dalam keadaan sehat
dan tidak ada kontak langsung dengan pasien corona covid-19.
Jadi,
tidak semua orang perlu menjalani rapid test. Untuk mengikuti rapid test ada
kriteria khususnya.
Ada
tiga kategori yang harus menjalani RT, yakni OTG (Orang Tanpa Gejala), ODP
(Orang Dalam Pemantauan), dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Status tersebut
akan di tentukan oleh petugas kesehatan.
Berikut penjelasan ketiga kategori
tersebut :
OTG
(Orang Tanpa Gejala)
Status OTG diberikan kepada masyarakat
yang tidak menunjukan gejala tetapi pernah melakukan kontak erat dengan pasien
positif Covid-19.
Bisa saja, orang tersebut tidak mengalami, atau merasakan gejala tertentu dan merasa sehat. Namun, karena dia tahu telah melakukan kontak dengan pasien positif covid-19, maka dia harus menjalani rapid test.
Bisa saja, orang tersebut tidak mengalami, atau merasakan gejala tertentu dan merasa sehat. Namun, karena dia tahu telah melakukan kontak dengan pasien positif covid-19, maka dia harus menjalani rapid test.
ODP (Orang Dalam Pemantauan)
Status ini diberikan kepada masyarakat yang mengalami demam tinggi diatas 38 derajat celcius tanpa sebab lainnya atau pilek atau sakit tenggorokan atau batuk dan pernah berada di daerah dengan penularan lokal atau pernah kontak erat dengan penderita positif
PDP (Pasien Dalam
Pengawasan)
Ada tiga kondisi yang bisa ditetapkan sebagai PDP. Yang pertama adalah masyarakat yang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pernah berada dalam daerah penularan lokal. Yang kedua adalah orang yang mengalami demam dan pernah berkontak dengan pasien positif. Dan, satu lagi adalah masyarakat yang mengalami ISPA berat atau pneumonia berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
( Doc.Humas RSMH )
.
.