Rabu, 04 Maret 2020

Kelainan Sebabkan Kematian Bayi Kembar


Kelainan Sebabkan Kematian Bayi Kembar
dr  Putri Mirani Sp.OG (K) – RSMH Palembang

Sama dengan yang dialami pasangan artis Iris Bella dan Amarzoni, yang bayi kembarnya meninggal saat dalam kandungan, salah satu pasangan warga Palembang, juga mengalaminya. Hal itu dicertikan sang suami, Eko Prasetio.


Kedua bayi kembar, jenis kelamin perempuannya meninggal saat usia kandungan masuk 7 bulan. Diungkapkannya, tidak ada gejala apapun yang dirasakan istrinya, kehamilan seperti normal seperti biasa. "Katahuan meninggal ketika cek kandungan. Disitu kami terkejut, kata dokter sudah tiga hari meninggal," cerita Eko. 

Ada banyak macam kelainan kehamilan kembar yang bisa menyebabkan kematian bayi kembar. Namun yang paling sering adalah Twin to Twin Transfusion Syndrome (TTTS). Ini adalah komplikasi kehamilan pada janin kembar identik atau kembar satu telur. Pada TTTS, terjadi ketidak seimbangan aliran darah diantara janin yang berbagi satu plasenta.


Pada TTTS ini bayi bersaing mendapatkan asupan makanan, kemudian salah satu ada yang menjadi pendonor makanan bagi bayi yang satunya. Bisa dikatakan satu bayi menjadi pelantara makanan untuk bayi lainnya, karena ada pembuluh darah yang terhubung keduanya


Akibatnya, salah salah satu bayi yang menjadi pendonor kekurangan makanan, sehingga cendrung lebih kecil, dan sering terjadi kematian pada tahap kehmilan sudah berat. "Ketika salah satu ada yang meninggal akan menggangu bayi satunya, juga bisa meninggal


Pada bayi TTTS tentu memerlukan penangan khusus. "Pada tahap awal dilakukan opserpasi, kalau ditemukan sejak awal bisa dilakukan interpensin, dengan cara pembuluh darah penghung bayi di putus, tapi itu di awal kehamilan. Atau kalau memang hamil besar, dan membahayakan bayi dan ibunya, ya terpaksa bayinya dilahirkan.


Memang tidak tidak ada gejala terasa oleh ibu, ketika bayi sudah meninggal, apalagi kalau bayi yang meninggal cuma satu, kan satunya masih bisa dirasakan, bergerak. "Untuk mengetahui benar-benar meninggal memang saat melakukan pemeriksaan. 


TTTS tidak dapat terjadi pada kehamilan kembar tidak identik, yaitu kehamilan kembar dengan masing-masin janin memiliki satu plasenta atau ari-ari.


"Tapi pada kembar dua plasenta ada yang namanya kelaian diskordan twin. Jadi bayi kembar yang berbeda berat badannya.


Pada kasus bayi kembar tidak identik, misalkan ada salah satu bayi meninggal, maka tidak mengganggu bayi yang satunnya, berbeda dengan TTTS. "Bahkan ada yang salah satu bayi kembarnya meninggal dibiarkan saja, dia akan menhilang daengan sendirinya

( Humas RSMH )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RAPID TEST COVID-19, SEBERAPA AKURAT?

  RAPID TEST COVID-19,    SEBERAPA AKURAT? (Dr. Eny Rahmawati, MSc, SpPK (K) Menghadapi wabah Covid-19 yang semakin merajalela ini, penegaka...