Kenali 3 Gangguan Utama Autis
Oleh : dr. Rismarini, SpA(K)- RSMH Palembang
10 tahun lalu kasus autis di dunia ditemuakan 1 dari 500
anak. Saat ini ditemuakan 1 dari 100 anak. Trennya terus meningkat. Pun di
Indonesia angkanya 1 dari 100 anak. "Autis adalah gangguan
perkembangan pada anak.
Ada tiga ganguan utama yang perlu diketahui sejak dini
pada anak autis. Yang pertama gangguan berkomunikasi, kedua gangguan interaksi
sosial dan ketiga gangguan gangguan prilaku.
Pada ganguan komunikasi maksudanya adalah cenderung
kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, termasuk berbicara, memahami
pembicaraan, hingga membaca dan menulis. Selain itu beberapa masalah komunikasi
lainnya, antara lain kesulitan memulai percakapan, memahami perkataan dan
mengikuti petunjuk.
“Tidak bisa ngomong, kita ngomong dia tidak mengerti,
ketika si anak ini berbicara tidak ada arti, alias cuma ngoceh.
Kemudian pada gangguan berintraksi sosial, artinya asyik
dengan dunianya sendiri, sehingga sulit terhubung dengan orang-orang di
sekitarnya. Anak dengan autisme sulit melakukan kontak mata. Mereka juga sulit
memahami rasa sakit, sedih dan perasaan orang lain.
“Oleh karena itu, anak autis umumnya tidak mudah
berteman, bermain dan berbagi mainan dengan teman, atau fokus terhadap objek
yang sama dengan orang lain. dipanggil tidak menoleh, dan sebagainya.
Sedangkan ganguan prilakunya. Artinya muncul prilaku khas
pada anak dengan autis, seperti kesulitan mengubah satu aktivitas ke aktivitas
lainnya dan memiliki keterbatasan atau minat yang unik. Misalnya, hanya
membicarakan satu topik atau menatap mainan tertentu. Selain itu, ciri-ciri
anak autis juga tampak suka mengibaskan tangan, menyimpan batu, memutar badan,
dan menatap dengan pandangan kosong.
“Tak hanya itu anak dengan autis juga hiper aktif, wara
wiri tampa tujuan, gerakan tangan berulang-ulang, bermainnya tampa pariasi.
Bebagai gejala ini sudah bisa dilihat ketika anak sudah berusia 1,5 tahun.
Penyebab pastinya tidak begiru jelas, namun faktor resiko
dari autis ini dari paling besar berasal dari pola hidup yang berubah, juga
pola mamkan yang beruabah, dan pola asuh yang berubah.
“Pola makan yang tidak sehat, sperti makanan berpengawet,
berpenyedap, makanan mengandug pewarna, dan sebagainya.
Kemudian juga menjadi faktor resiko terjadinya gannguan
tumbuh kembang pada anak adalah, pola asuh yang tidak baik. Tidak di bisa
dipungkiri lagi saat ini banyak orang tau yang mengasuh anaknya dengan cara
membiarkan anak main sendiri dengan cara menonton TV, main game, main gadget.
Sudah jarang orang tua mengajak anak bermain.
"Kemudian faktor resiko lainya, yakni anak lahir
denagn infeksi pada ibunya, juga bisa karena lahir prematur.
Maka mulai sekarang utuk mencegah terjadinya auatis pada
anak, hindarilah faktor-faktor resiko, mulailah mengajak anak untuk bermain
yang mengaktifkan fungsi semua gerak tubuh, dan panca indra. "Misalnya
ajaklah anak main lempar bola, dan permainan aktif lainnya dirumah, dan
dihalaman rumah.
(*Sh/Doc Humas RSMH)