Rabu, 08 Juli 2020

KANKER TULANG


KANKER TULANG
Genetik, Jadi Faktor Risiko Paling Kuat
Naraasumber: dr Mochammad Ridho Nur Hidayah SpOT (RSMH Palembang)


Kanker Tulang adalah pertumbuhan tidak normal terhadap tulang. Misalnya  tumbuh tumor  pada tulang. Tumor ada dua jenis ada yang ganas dan yang tidak ganas. Kalau ganas pantas disebut kanker. Makanya kalau bicara kanker pasti tumor yang tumbuh pada tulang itu sudah pasti ganas.


"Kanker ini, biasanya terjadi pada tulang yang ruasnya panjang, seperti tulang paha, tulang betis atau tulang kering, kemudian tulang lengan. Namun sebenarmya semua tulang bisa terjadi kanker. Angka kejadiannya paling banyak pada tulang ruas panjang. 

Menurut WHO pada literatur yang lama bahwa  jumlah kanker tulang 8-11 kejadian per 1 juta kelahiran. Memang paling banyak terjadi pada usia dari lahir sampai usia 20 tahun.

"Sebenarnya kanker tulang ganas dan ada banyak juga macamnya, tapi paling banyak adalah osteosarkoma atau osteosarcoma. Jenis ini ada 8 subtipenya.

Yang diduga kuat menjadi faktor resiko penyebab kanker tulang ini adalah genetik dan terpapar radiasi. Namun penyebab utamanya masih idiopatik atau kondisi medis yang belum dapat terungkap jelas penyebabnya. Radiasi yang menjadi faktor resiko ini, mulai dari radiasi radiologi, radiasi kemotrapi dari pengobatan kanker lain, dan radiasi nuklir. 

Ciri-cirinya kanker tulang yakni tumbuhnya cepat, kurang dari 3 bulan sudah membesar, bengkaknya tidak lazim, ada benjolan yang kemerahan, terjadi penektrasi atau konektasi pembuluh darah, atau  pembuluh darah melebar.Sama seperti kanker lain, kanker tulang di golongkan stadium 1, 2 dan 3. Itu dilihat dari ukuran dan penyebaran tumor kanker. 

Pencegahan kanker  karena faktor dari genetik agak sulit, namun kalau ada faktor risiko sebaiknya lakukan cek tulang. Kalau terdeteksi dini, maka terapinya jauh lebih baik. "Artinya kalau tumor masih kecil maka banyak hal yang bisa dilakukan, jadi bisa buang tulang yang tumor lalu ganti tulang palsu. 


Kami sarankan kalau merasa nyeri pada tulang, kemudian ada benjolan, segera di ronsen, jangan dipijit. Kenapa tidak boleh dipijit, karena bisa jadi tumor akan pecah, kalau pecah akan mudah menyebar.

Dengan dironsen maka akan jelas benjolannya kenapa, apakah tumor biasa, atau ganas, atau cuma cidera biasa, skrining gen ada, namun belum mungkin dilakukan di Indonesia. Adanya di luar negeri. Atau di negera maju.

Untuk pengobatan tergantung stadium, diawali dengan kemotrapi, setelah dilakukan kemotrapi, kita lihat tumornya, apakah mengecil atau membesar, setelah itu diambil tumornya. 

Tetapi tidak semua tumor ganas dapat diobati  dengan kemotrapi, kalau kebal maka jalannya adalah amputasi. Dilanjutkan dengan tiga siklus kemotrapi, untuk menhindari tumor menyebar ke tempat lain, terutama ke paru-paru. 

Dengan deteksi dini penanganan kanker tulang akan jauh lebih baik, karena akan menurunkan resiko kematian penyebaran tumor. Penanganan lebih dini akan dapat   menghindari amputasi seperti kasus yang sudah berat.

(Doc. Humas RSMH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RAPID TEST COVID-19, SEBERAPA AKURAT?

  RAPID TEST COVID-19,    SEBERAPA AKURAT? (Dr. Eny Rahmawati, MSc, SpPK (K) Menghadapi wabah Covid-19 yang semakin merajalela ini, penegaka...