COVID-19
Pada Anak
Narasumber : Dr. Fifi
Sofiah, SpA(K)
RSMH Palembang
Kasus COVID-19 lebih banyak
ditemukan pada usia dewasa, namun sebenarnya usia anak dari bayi baru lahir
hingga usia remaja < 18 tahun juga disebut sebagai kelompok usia yang relatif
rentan terkena virus corona ini, walaupun sebagian besar tanpa gejala atau
bergejala ringan. Data yang dikumpulkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) mengemukakan fakta bahwa tingkat penularan virus corona pada anak-anak
di Indonesia tergolong cukup tinggi bahkan dapat berkisar 10% dari seluruh
kasus konfirmasi yang ada, sehingga harus membuat orangtua waspada walaupun
saat ini anak masih stay at home.
Tingginya penemuan kasus COVID-19
pada anak di Indonesia juga lebih banyak didapatkan dari hasil penelusuran
kasus konfirmasi dalam rumah, sehingga kasus konfirmasi anak yang ditemukan
banyak yang tanpa gejala. Temuan kasus COVID-19 dengan gejala berat bahkan
terjadi kematian pada ditemukan di Indonesia, terutama pada anak dengan daya
imun rendah (imunokompromais) atau pada anak dengan penyakit kronis. Sehingga
kelompok anak ini harus lebih dijaga kesehatan dan keselamatannya.
Sejak awal pandemi, informasi
seputar penularan dan dampak virus corona pada anak-anak terus
berkembang menyesuaikan penelitian-penelitian dari dalam dan luar negeri,
sehingga masyarakat harus ter-update
agar dapat mengantisipasinya sejak awal dimulai dari rumah.
Gejala COVID-19 Pada Anak-Anak
Gejala COVID-19 pada anak-anak
tidak fatal seperti orang dewasa, kewaspadaan terhadap kontak dengan kasus
konfirmasi COVID-19 atau berasal dari atau bepergian ke zona merah menjadi hal
penting untuk menghubungkan gejala ke arah COVID-19. Gejala yang timbul terkait
dengan tempat perlekatan virus ini dapat ditemukan di organ lain selain paru
maka dapat juga ditemukan gejala terkait dari organ jantung, ginjal, otak,
kulit, mata, hingga organ pencernaan.
Tanda dan gejala infeksi virus
corona pada anak yang dapat ditemukan antara lain demam, batuk, pilek, sakit
tenggorok, gangguan penciuman atau pengecap, sakit perut hingga diare, mual
muntah, sakit leher, muncul ruam di kulit, mata merah, merasa sangat lelah dan
gejala lainnya.
Dalam kasus yang parah, anak-anak
yang terserang virus corona juga dapat memperlihatkan tanda kegawatdaruratan,
seperti sesak napas, sakit perut parah, dan bibir serta wajah kebiruan. Jika
sudah muncul tanda-tanda ini, segera bawa si kecil ke rumah sakit.
Anak-anak yang terinfeksi virus
corona gejala di atas bisa berujung pada komplikasi serius hingga kematian.
Namun, sebagian besar anak bisa sembuh dengan pengobatan medis, terutama bila
gejalanya ditemukan sejak awal.
Antisipasi Anak pada New
Normal
Menanggapi keputusan
Pemerintah setempat untuk mulai melaksanakan New Normal serta dibukanya kantor serta tempat beraktivitas
lainnya, maka IDAI memandang perlu untuk mengingatkan masyarakat luas untuk
tetap melakukan protokol kesehatan secara ketat dengan penuh kesadaran untuk
mencegah penularan infeksi COVID-19.
Mengingat sulitnya
menerapkan pencegahan penularan penyakit pada anak, maka disarankan untuk
mengikuti anjuran berikut:
1. Saat ini, IDAI menganjurkan anak-anak untuk tetap berada di rumah
2. Setiap orang yang kembali dari aktivitas di luar rumah wajib melepas &
membersihkan semua pakaian serta perangkat yang digunakan atau dibawa (alas
kaki, telepon genggam, tas, jaket, kantung belanja, dll) kemudian mandi &
keramas sampai bersih sebelum melakukan kontak dengan anak
3. IDAI menghimbau orang tua
dan keluarga untuk tidak membawa anak-anak ke tempat umum seperti taman, pusat
rekreasi, atau pusat perbelanjaan, atau berkumpul membentuk kerumunan seperti
tempat bermain, tempat penitipan anak, kursus, dsbnya. Jika anak terpaksa dibawa
keluar rumah dalam keadaan mendesak, maka:
·
Anak harap selalu didampingi orangtua dan/atau
pengasuhnya
·
Anak tetap harus menjaga jarak fisik sejauh 2 meter
·
Anak usia 2-18 tahun & orang dewasa dianjurkan
menggunakan masker. Jika dirasakan penggunaan masker tidak bisa dilakukan
secara maksimal, maka dapat ditambahkan penggunaan faceshield
·
Menggunakan barrier atau penghalang sesuai alat yang
sedang dipakai saat bepergian, seperti menggunakan kereta dorong dengann
penutup pada anak di bawah usia di bawah usia 2 tahun
·
Menjauhi orang yang sakit
·
Melakukan cuci tangan atau kebersihan tangan sesering
mungkin
·
Menghindari memegang mulut, mata & hidung
4. Penggunaan masker, face
shield & alat pelindung diri lainnya tidak serta merta mencegah infeksi
COVID-19. Perlindungan terbaik saat ini adalah mencegah pajanan infeksi dengan tetap berada di rumah
(Doc.Promkes RSMH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar