Jumat, 19 Juni 2020

MENGATUR DIET PADA PENYAKIT STROKE


MENGATUR DIET
PADA PENYAKIT STROKE
Narasumber : YENITA, DCN, MPH, RD
AHLI GIZI KLINIK RSMH


Prevalensi malnutrisi yang terjadi pasca stroke sangat bervariasi. Diperkirakan bahwa sekitar 1 dari 5 pasien dengan stroke mengalami kekurangan asupan gizi. Berdasarkan penelitian pada pasien pasca stroke yang berada di rumah sakit, prevalensi malnutrisi yang terjadi sebesar 61%. Rikerdas 2018 menujukan peningkatan angka penyakit tidak menular (PTM) prevalensi stroke naik dari 7 % menjadi 10,9 %.

Sebuah penelitian yang melibatkan sebanyak 11.862 orang dengan riwayat stroke, menyatakan bahwa pengaturan dan perencanaan diet yang tepat setelah terapi stroke, berhasil mencegah serangan stroke kambuhan pada 62% pasien.
Makanan adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan ketika seseorang terkena stroke.

Untuk mengatasi masalah malnutrisi ini pasien dan keluarga harus bisa mamatuhi  diet atau makanan yang akan dikonsumsi dan sudah diatur oleh dietisien.
Stroke adalah serangan yang timbul mendadak akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak. Dengan kata lain penyakit stroke ini merupakan penyakit pembuluh darah otak (serebrovaskular) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral). Hal ini disebabkan karena adanya penyumbatan, penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah menuju otak sehingga pasokan darah dan oksigen ke otak berkurang dan menimbulkan serangakaian reaksi biokimia yang akan merusakkan atau mematikan sel sel saraf otak.

Pasca stroke akan ada risiko lebih besar yaitu menjadi kurang gizi karena tidak mendapat cukup gizi (melalui makanan dan minum). Ini bearti dapat terjadi kehilangan berat badan yang dapat memperlambat penyembuhan.

Kekuranagn gizi disebabkan oleh masalah menelan (disphagia), masalah pada gerakan tangan kesulitan menggunakan sendok, garpu, masalah pada ingatan atau cara berfikir spt lupa makan, kehilangan nafsu makan  (tidak merasa lapar).

Pasca stroke makanan dan minuman perlu dimodifikasi konsistensinya, anjuran makan yaitu rendah lemak dan rendah garam serta banyak makan buah dan sayuran untuk mengurangi faktor risiko seperti tingginya kadar kolesterol, tekanan darah tinggi dan kegemukan.

Cara Mengatur diet
Makan dalam jumlah yang banyak yaitu buah dan sayuran, perlu makan 5 porsi sayuran dan 2 porsi buah sehari,  buah dan sayuran menurunkan risiko stroke, karena mengandung antioksidan yang dapat membantu mengurangi kerusakan pembuuh darah, kalium yang terdapat dalam buah dan sayuran dapat mengendalikan tekanan darah, kandungan serat didalamnya bisa menurunkan kolesterol, asam folat dalam sayuran daun hijau dapat mengurangi risiko stroke.

Makanan tinggi serat, roti gandum dan sereal mengandung serat, folat, dan vitamin2 yang mengurangi risiko stroke. Contohnya : roti gandum,, beras merah, pasta tinggi serat, bubur sereal.

Cairan , mengonsumsi cairan terutama cairan yang dikentalkan (karena masalah menelan ) untuk mencegah terjadinya aspirasi

Makan dalam jumlah sedang  yaitu daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan tinggi omega-3 , susu rendah  lemak, kandungan kalsium dan kalium yang ada pada susu rendah lemak dapat mengendalikan tekanan darah, hal ini dapat membantu menurunkan risiko stroke. Contoh produk susu rendah lemak : yoghurt dan custard.  

Makan dalam jumlah sedikit, lemak sehat lemak tidak jenuh tunggal yang terdapat pada kacang kacangan , alpukat, minyak zaitun, minyak canola.

Batasi , lemak  tidak sehat termasuk lemak jenuh, lemak trans. Lemak jenuh dan lemak trans dapat meningkatkan kolesterol darah hal ini meningkatkan risiko stroke, terdapat pada mentega, lard, daging berlemak, susu full cream dan pruduknya, pastries, chips.

Asupan garam, terlalu banyak garam dalam makanan akan meningkatkan tekanan darah hal ini meningkatkan risiko stroke. Pilihan makanan rendah garam yaitu batasi snack bergaram dalam kemasan, daging yang di awetkan dan diproses dengan garam tinggi, pengganti garam gunakan bumbu dapur untuk meningkatkan rasa, baca label makanan, hindari makanan dengan tinggi natrium. Asupan natrium per hari 4 g ( 1 sdt) atau 1600 mg garam perhari.


Makanan yang dihindari, hindarilah makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi, contohnya makanan yang digoreng deep friying, gajih pada daging, jeroan, serta kulit ayam, minyak kelapa, santan kental, margarin, mentega biasa, krim.
Dengan mengatur diet pasca stroke dapat mencegah kekambuhan stroke dan mengurangi terjadinya malnutrisi.

Contoh menu Makan Siang Diet Stroke
Energi : 450 kalori, protein : 23 g, lemak ; 11 g

Nasi Tim  200 g
Sate ikan  giling  50 g
Perkedel tahu    50 g
Sayur bening bayam+wortel  75 g
Puding sedot (rasa buah) 100 g

( Doc. Humas RSMH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RAPID TEST COVID-19, SEBERAPA AKURAT?

  RAPID TEST COVID-19,    SEBERAPA AKURAT? (Dr. Eny Rahmawati, MSc, SpPK (K) Menghadapi wabah Covid-19 yang semakin merajalela ini, penegaka...